News and Blog

Pembelajaran Berdiferensiasi

the-columnist-pembelajaran-diferensiasi-dan-potensi-peserta-didik-58
Artikel

Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi (Differentiated Learning) adalah metode pembelajaran yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan setiap peserta didik dimana mereka dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, minat, dan kebutuhan masing-masing sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Satu hal yang harus dipahami oleh guru bahwa pembelajaran tidak hanya mutlak pada satu cara, metode, atau strategi yang dapat dilakukan dalam mempelajari suatu materi. Sehingga, guru harus merencanakan dan menyusun bahan pelajaran, kegiatan-kegiatan, dan penilaian yang beragam menyesuaikan kebutuhan peserta didik. Meskipun begitu, pembelajaran berdiferensiasi berbeda dengan pembelajaran individual.

Keragaman Peserta Didik

Pembelajaran berdiferensiasi dipengaruhi oleh keragaman peserta didik. Peserta didik yang sedang bapak dan ibu ajarkan di kelas adalah orang-orang yang layaknya kertas bukanlah kertas putih yang kosong, melainkan mereka adalah orang yang sudah ada pengetahuan dan keterampilan sebelumnya. Maka dari itu, Tomlinson (2013) menjelaskan keragaman peserta didik minimal ada pada tiga hal, yaitu minat, kesiapan belajar, dan profil belajar.

  • Kesiapan Belajar

Kesiapan belajar adalah sejauhmana kemampuan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan awal yang dimiliki oleh peserta didik terhadap materi yang akan dipelajari di kelas. Guru harus menyadari bahwa setiap peserta didik memiliki potensi untuk tumbuh secara maksimal baik secara fisik, mental, dan intelektual. Maka dari itu, guru perlu melakukan asesmen awal (Diagnostic Assessment) untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan mereka.

  • Minat

Minat memiliki peranan yang besar untuk menjadi motivator dalam belajar. Guru dapat melakukan survey kepada para peserta didik mengenai apa yang mereka minati, hobi yang mereka miliki, atau pelajaran yang disukai. Sekolah bekerjasama dengan guru BK atau psikolog yang berkompeten untuk memberikan tes psikologi kepada anak agar dapat diketahui bakat dan minat anak secara lengkap dan jelas. Pentingnya diketahui minat dari para peserta didik karena tentu saja mereka akan mempelajari dengan tekun hal-hal yang menarik minat mereka masing-masing seperti seni, olahraga, alam, dll.

  • Profil Belajar

Teknik atau gaya yang siswa suka gunakan untuk memahami pelajaran sepenuhnya disebut sebagai profil belajar siswa. Beberapa orang suka belajar sendiri, sementara yang lain lebih suka belajar berpasangan atau kelompok kecil. Panca indera juga memiliki dampak yang signifikan pada pembelajaran. Ada orang yang hanya bisa belajar melalui pendengaran (auditori), ada yang harus melihat gambar, dan ada yang hanya bisa belajar melalui tulisan (visual). Meskipun demikian, sebagian siswa mampu menangkap pelajaran dengan menggerakkan seluruh atau sebagian tubuhnya (kinestetik). Namun, beberapa anak memerlukan kemampuan untuk memegang atau menyentuh benda-benda yang berhubungan dengan pelajaran agar dapat memahaminya sepenuhnya.

Elemen yang Berdiferensiasi

Unsur-unsur yang menjadi diferensiasi dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah empat aspek yaitu Konten, Proses, Produk, dan Lingkungan Pembelajaran (Purba, Purnamasari, Soetanto, Suwarna, & Susanti, 2021). Guru dapat menentukan bagaimana keempat aspek tersebut akan dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas. Guru memiliki kesempatan dan kemampuan untuk mengubah isi, proses, produk, serta lingkungan dan iklim pembelajaran di kelasnya masing-masing sesuai dengan profil siswa di kelasnya.

  • Konten

Yang dimaksud dengan konten adalah materi apa yang akan diajarkan oleh guru di kelas atau materi apa yang akan dipelajari oleh peserta didik di kelas. Dalam pembelajaran berdiferensiasi ada dua cara membuat konten pelajaran berbeda, yaitu:

  1. menyesuaikan apa yang akan diajarkan oleh guru atau apa yang akan dipelajari oleh peserta didik berdasarkan tingkat kesiapan dan minat peserta didik,
  2. menyesuaikan bagaimana konten yang akan diajarkan atau dipelajari itu akan disampaikan oleh guru atau diperoleh oleh peserta didik berdasarkan profil (gaya) belajar yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.
  • Proses

Yang dimaksud dalam proses pada bagian ini adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik di kelas. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang bermakna bagi peserta didik sebagai pengalaman belajarnya di kelas, bukan kegiatan yang tidak berkorelasi dengan apa yang sedang dipelajarinya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik ini tidak diberi penilaian kuantitatif berupa angka, melainkan penilaian kualitatif yaitu berupa catatan-catatan umpan balik mengenai sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang masih kurang dan perlu diperbaiki/ditingkatkan oleh peserta didik.

  • Produk

Produk merupakan hasil akhir dari pembelajaran untuk menunjukkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman peserta didik setelah menyelesaikan satu unit pelajaran atau bahkan setelah membahas materi pelajaran selama satu semester. Produk sifatnya sumatif dan perlu diberi nilai. Produk lebih membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya dan melibatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam dari peserta didik. Oleh karenanya seringkali produk tidak dapat diselesaikan dalam kelas saja, tetapi juga di luar kelas. Produk dapat dikerjakan secara individu maupun berkelompok. Jika produk dikerjakan secara berkelompok, maka harus dibuat sistem penilaian yang adil berdasarkan kontribusi masing-masing anggota kelompoknya dalam mengerjakan produk tersebut.

Guru merancang produk yang akan dikerjakan oleh peserta didik sesuai dengan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang harus ditunjukkan oleh mereka. Guru juga perlu menentukan kriteria penilaian dalam rubrik sehingga peserta didik tahu apa yang akan dinilai dan bagaimana kualitas yang diharapkan dari setiap aspek yang harus dipenuhi mereka. Guru juga perlu menjelaskan bagaimana peserta didik dapat mempresentasikan produknya sehingga peserta didik lain juga dapat melihat produk yang dibuat. Produk yang akan dikerjakan oleh peserta didik tentu saja harus berdiferensiasi sesuai dengan kesiapan, minat, dan profil belajar peserta didik.

  • Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar yang dimaksud meliputi susunan kelas secara personal, sosial, dan fisik. Lingkungan belajar juga harus disesuaikan dengan kesiapan peserta didik dalam belajar, minat mereka, dan profil belajar mereka agar mereka memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.

Sebagai contoh, guru dapat menyiapkan beberapa susunan tempat duduk peserta didik yang ditempelkan di papan pengumuman kelas sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar mereka. Jadi peserta didik dapat duduk di kelompok besar atau kecil yang berbeda-beda, dapat juga bekerja secara individual, maupun berpasang-pasangan. Pengelompokkan juga dapat dibuat berdasarkan minat peserta didik yang sejenis seperti seni, olahraga, kuliner, dll, maupun tingkat kesiapan yang berbeda-beda maupun yang sama tergantung tujuan pembelajarannya. Pada dasarnya, guru perlu menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi peserta didik sehingga merasa aman, nyaman, dan tenang dalam belajar karena kebutuhan mereka terpenuhi.

Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi

Strategi pembelajaran berdiferensiasi dapat diimplementasikan dalam beberapa cara, antara lain:

  1. Menyediakan materi pelajaran yang bervariasi Materi pelajaran yang disajikan kepada siswa harus bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi bisa diberikan materi yang lebih kompleks, sedangkan siswa yang memiliki kesulitan bisa diberikan materi yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
  2. Menggunakan beragam metode pengajaran Guru harus memahami berbagai metode pengajaran dan memilih metode yang tepat untuk siswa dengan kebutuhan belajar yang berbeda. Beberapa metode pengajaran yang dapat digunakan antara lain ceramah, diskusi, simulasi, pembelajaran berbasis proyek, dan pembelajaran berbasis masalah.
  3. Memberikan umpan balik secara individual Guru harus memberikan umpan balik secara individual kepada siswa. Dalam hal ini, guru dapat memberikan pujian dan kritik secara pribadi. Pujian diberikan ketika siswa melakukan hal yang benar, sedangkan kritik diberikan ketika siswa melakukan kesalahan atau kesulitan dalam memahami materi.
  4. Mengatur waktu dan jadwal yang fleksibel Guru harus memperhatikan kecepatan belajar siswa dan memberikan waktu yang cukup untuk siswa untuk memahami materi. Jadwal pembelajaran harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
  5. Memberikan tugas dan evaluasi yang bervariasi Guru harus memberikan tugas dan evaluasi yang bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Tugas dan evaluasi ini harus memperhitungkan kemampuan siswa, minat, dan gaya belajar. Beberapa siswa mungkin lebih baik dalam tugas tertulis, sedangkan yang lain mungkin lebih baik dalam tugas presentasi.
  6. Menggunakan teknologi dalam pembelajaran Teknologi dapat digunakan untuk memberikan pembelajaran yang berbeda untuk siswa yang memiliki kebutuhan belajar yang berbeda. Misalnya, untuk siswa yang lebih visual, guru dapat menggunakan video, gambar, atau grafik untuk membantu mereka memahami materi.
  7. Mengadakan diskusi kelompok kecil Diskusi kelompok kecil dapat membantu siswa yang lebih cenderung belajar dalam interaksi sosial. Guru dapat membentuk kelompok kecil dengan anggota yang memiliki kemampuan dan minat yang sejenis dan memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan mereka.
  8. Mendorong siswa untuk bekerja sama dalam proyek atau tugas kelompok Kerja sama dalam kelompok dapat membantu siswa yang lebih kooperatif dan mengembangkan keterampilan sosial mereka. Guru dapat memberikan tugas proyek yang melibatkan kerja sama dalam kelompok dan memberikan umpan balik individu dan kelompok.
  9. Menggunakan instruksi yang lebih visual dan auditif Instruksi visual dapat membantu siswa yang lebih cenderung belajar dengan melihat gambar atau grafik, sedangkan instruksi auditif dapat membantu siswa yang lebih cenderung belajar dengan mendengarkan suara atau musik. Guru dapat memadukan kedua jenis instruksi ini untuk memberikan pembelajaran yang lebih efektif.
  10. Memberikan akses ke sumber daya tambahan Sumber daya tambahan seperti buku referensi, video, atau bahan bacaan dapat membantu siswa yang memiliki minat atau kebutuhan belajar yang khusus. Guru dapat memberikan akses ke sumber daya tambahan ini dan memberikan panduan tentang cara menggunakan sumber daya tersebut.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, penting untuk memperhatikan kebutuhan dan karakteristik siswa secara individu. Guru harus memahami perbedaan individual dalam setiap aspek pembelajaran dan menggunakan strategi yang tepat untuk membantu siswa mencapai hasil yang optimal. Dengan menerapkan strategi yang tepat, pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan menarik bagi semua siswa.

Referensi

Purba, M., Purnamasari, N., Soetanto, S., Suwarna, I. R., & Susanti, E. I. (2021). Prinsip Pengembangan Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated Instructions). DKI Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia.

Tomlinson, Carol A & Moon, Tonya R. (2013). Assessment and student success in a differentiated classroom. VA: ASCD.