News and Blog

Stop Bullying!

Bullying
Artikel

Stop Bullying!

Aksi buruk bagi pelajar mengenai bullyingnsedang marak diperbincangan saat ini yang sangat miris. Bullying disebut juga dengan perundungan. Bullying merupakan suatu penindasan yang dilakukan oleh perilaku pelajar yang agresif dan tempramen. Menurut Olweus D. dalam Wolke & Lereya bullying (perundungan) adalah penyalahgunaan kekuatan serta perilaku agresif yang bertujuan untuk menyakiti orang lain yang dapat dilakukan oleh rekan atau peers secara berulang dan melibatkan ketimpangan kekuatan baik dengan negatif secara nyata atau antara pelaku dan korban.

Bullying yang dilakukan oleh perilaku dengan mengintimidasi, menghina, mengancam, melecehkan, dan bahkan penganiyaan. Kejadian tersebut dianggap sebuah sikap yang dilakukan wajar dan biasa-biasa saja karena sudah terbiasa lakukan. Mereka tidak merasa atas sikap yang diperbuatnya, meskipun sesuai dengan norma-norma kehidupan sebagi pelajar.

Bullying berkembang pesat dilingkungan sekolah dari berbagai jenjang seperti jenjang sekolah dasar, menengah dan atas. Terbukti setiap kasus bullying mengalami peningkatan yang dapat terlihat dari perilaku dan korbannya sama-sama pelajar. Perilaku bullying hampir tidak diketahui karena korban merasa takut dan tidak berdaya. Jika saja saksi tidak melaporkan tindakan tersebut sebagai perlawanan atas perbuatan aksi bullying itu, maka kasus bullying tidak akan pernah terangkat.

Perlakuan bullying dapat menyebab korban mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari pelaku serta muncul dampak buruk yang diperoleh oleh korban. Seperti jika korban bullying disekolah tidak masuk beberapa hari dengan alasan sakit. Setelah ditelusuri keberadaanya ternyata secara fisik tidak sakit. Hanya saja secara psikis sakit sebab kejadian tersebut, sehingga tidak mau lagi sekolah, bahkan meminta pindah sekolah kepada orang tuanya. Hal tersebut mengagetkan orang tua dan pengajar disekolah. Apalagi wali kelas yang memiliki peran sebagai pengganti orang tua disekolah kecolongan terhadap masalah yang dihadapi anak didiknya.

Ternyata aktivitas bullying dapat terjadi disekolah ketika para pengajar tidak sedang dikelas. Ketika mengetahui aktivitas tersebut sangatlah mengagetkan para pengajar seperti mendapat tamparan keras dari peristiwa itu walau meninggalkan kelas dengan alasan yang jelas. Apalagi jika ada pengajar yang memang sengaja meninggalkan kelas tanpa alasan yang jelas. hanya kemalasan sematalah yang ditunjukkan kepada peserta didiknya.

Dalam praktiknya, fenomena perundungan ini melibatkan tiga pihak yaitu pelaku, korban dan bystanders. Bystanders pada perilaku perundungan merujuk pada individu yang melihat terjadinya perilaku bullying baik secara online atau cyberbullying, maupun offline. Selayaknya bystanders maupun saksi mata dalam kejadian lainnya, bystanders pada perundungan dapat memberikan efek positif terutama menghentikan perbuatan para perilaku. Namun, demikian, apabila tidak bertindak dan hanya melihat maka perbuatan pelaku bullying tidak akan berhenti dan cenderung semakin intens. Ternyata, perundungan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, dapat berlangsung dalam 24 jam, baik di dunia nyata ataupun dunia maya (cyber bullying).

Mari rinci satu persatu tempat mana saja yang banyak terjadi tindakan bullying/perundungan. Kalau tempatnya di sekolah, bisa terjadi di kelas, halaman sekolah, kantin, perpustakaan, kamar mandi, lorong-lorong sekolah, lab sekolah, lapangan olah raga.  Bisa juga terjadi bullying di rumah lho. Bahkan sangat banyak anak yang disiksa orang tuanya atau oleh anggota keluarga lain yang lebih tua darinya dengan berbagai alasan, Di Tempat les anak-anak pun bisa terjadi bullying, bahkan  tempat ibadah  sekalipun bisa menjadi arena perundungan. Pasar, restoran, tempat-tempat jajan, gelanggang olah raga, dan tempat-tempat berkumpulnya banyak orang lainnya, tidak dijamin bebas dari tindakan  perundungan.

Ternyata dunia maya pun bisa menjadi ajang bullying/perundungan. Contoh dari bullying/perundungan di dunia maya antara lain:

  1. Memperolok di media sosial (mengirimkan berbagai pesan yang menyakiti, menghina, mengancam, dan sebagainya)
  2. Pesan teror
  3. Menyebarkan kabar bohong
  4. Mengubah foto tidak semestinya
  5. Perang kata-kata dari dunia maya (flaming)
  6. Membuat akun palsu untuk merusak reputasi seseorang
  7. Memperdaya seseorang untuk melakukan sesuatu yang memalukan
  8. Mengucilkan seseorang dari grup daring.

Penyebab Bullying

Perilaku atau fenomena perundungan atau bullying ini dapat terjadi dengan penyebab yang sangat beragam. Berkaitan dengan penyebab munculnya perilaku ini tidak serta merra hanya melihat dari satu sisi saja, melainkan harus melihat dari semua pihak yang terlibat. Berikut ini penjelasan mengenai penyebab dari perilaku bullying dilihat dari perilaku, korban dan bystanders.

  • Perilaku

Biasanya perilaku perundungan melakukan perilaku ini karena beberapa hal yang bisa saja berbeda-beda dari satu individu ke individu lain. Seungai (2021) menjelaskan bahwa beberapa hal yang bisa menjadi penyebabnya seperti merasa bahwa pihak lawan sebagai “bahaya” (perceived of threats). Adanya keinginan untuk memiliki power sehingga dapat lebih berkuasa, balas dendam, hingga adanya trauma masa lalu yang belum terselesaikan.

  • Korban

Selain pelaku, perundungan juga dapat disebabkan oleh beberapa hal yang berkaitan dengan atau berada pada diri korbannya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa korban perundungan atau bullying karena memiliki karakteristik psikologis tertentu, seperti sering mengalami emosi negara berupa kesedihan, marah, hinggan insecure (Emamzadeh, 2018)

  • Bystanders

Saksi atau bystanders yang melihat perundungan dapat berperan dalam keberlangsungan perilak perundungan itu sendiri. Bystanders yang tidak bertindak atau hanya dian saja ketika perundungan terjadi cenderung meningkatkan perilaku bullying tersebut.

Terdapat beberapa jenis-jenis bullying atau perundungan, sebagai berikut:

  • Perundungan fisik

Perundungan fisik adalah penindasan yang dilakukan dengan cara melibatkan fisik seperti melukai tubuh seseorang yang dapat menyebabkan efek jangka pendek dan jangka panjang. Perundungan fisik mencakup memukul, menendang, mendorong dan menghancurkan barang-barang orang lain.

  • Perundungan verbal

       Perundungan verbal adalah intimidasi yang melibatkan kata-kata baik secara tertulis atau terucap. Perundungan secara verbal meliputi menggoda, memanggil nama yang tidak pantas, mengejek, menghina, dan mengancam.

  • Perundungan sosial

Perundungan sosial adalah penindasan yang mengakibatkan merusak reputasi atau hubungan seseorang. Intimidasi sosial ini mencakup berbohong, menyebar rumor negatif, mempermalukan seseorang dan mengucilkan seseorang.

  • Cyberbullying atau perundungan dunia maya

Perundungan di dunia maya adalah perilaku intimidasi yang dilakukan menggunakan teknologi digital. Perundungan di dunia maya ini meliputi megunggah gambar atau video yang tidak pantas, menyebar gosip secara online, dan meggunakan informasi orang lain di media sosial.

  • Perudungan seksual

Perundungan seksual adalah Tindakan yang berbahaya dan memalukan seseorang secara seksual. Intimidasi seksual ini termasuk pemanggilan nama seksual atau cat-calling, Gerakan vulgar, menyentuh dan materi pornografi.

Dampak Bullying

Perilaku bullying atau perundungan seperti yang disampaikan di atas memang dapat terjadi di mana saja tanpa memandang usia maupun status korbannya. Banyak contoh perilaku bullying yang terjadi di berbagai stting mulai dari institusi pendidikan, tempat kerja bahkan lingkungan tempat tinggan disadari maupun tidak, perundungan memberikan dampak negative tertentu bagi seluruh pihak yang terlibat, baik korban pelaku maupun bystander.

  • Bagi korban bully

         Korban perundungan atau bullying dapat mengalami beragam hal dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Secara umum, dampak jangka pendek yang dapat ditemukan pada korban bullying, seperti trauma, psikosomatis, rasa marah, depresi, cemas, penurunan prestasi, motivasi menurun, hinggan pemikiran untuk bunuh diri. Pada jangka panjang, efek dari perundungan dapat berakibat pada berkurang atau tidak mampuya seseorang untuk beradaptasi saat sudah dewasa, seperti kesulitan mempertahankan hubungan romantic dalam jangka panjang, sulit beradaptasi saat bekerja dan sebagainya.

  • Bagi pelaku bully

Sedangkan dari sisi pelaku, perilaku perundungan yang ia lakukan juga dapat berdampak buruk bagi dirinya sendiri, terutama ketika beranjak dewasa. Beberapa diantaranya adalah cindering lebih banyak terlibat dalam kegiatan kriminal berupa perusakan, penyalahgunaan napza, menjadi sosok yang abusive, dan sebagainya.

  • Bagi bystander

Dampak bullying tidak hanya pada korban dan pelaku, bystander juga dapat merasakan dampak buruk yang ada. Pada kasus pelajar, dampaknya dapat berupa membolos dan pada konteks yang lebih luas bystander dapat mengalami peningkatan penggunaan napza, rokok serta mengalami gangguan kesehatan psikologis seperti kecemasan dan depresi maupun fisik.

Cara Mengatasi Bullying

Memahami sebuah fenomena rasanya kurang lengkap jika tidak mempelajari cara mencegah bullying dan mengatasinya. Dengan mengetahui cara atau sosial mengatasi bullying, maka diharapkan dapat menentukan Langkah yang tepat ketika menemukan atau mengalami perundungan. Secara umum terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghentikan perundungan yang terjadi pada diri sendri maupun yang terjadi pada orang lain.

  1. Komunikasikan dengan orang yang terpecaya mengenai perundungan yang dialami, baik kepada atasan, guru, teman, saudara, pasangan, dan sebagainya.
  2. Apabila terjadi dilingkungan formal seperti kantor maupun sekolah, jangan ragu untuk melapor kepada departemen, bagian atau pihak khusus yang dapat dimintai bantuan, seperti guru BK, wali kelas.
  3. Saat berdialog atau menjawab perlakuan pelaku, jawab secara asertif tetapi tanpa emosi untuk menunjukkan bahwa anda tidak mau dijadikan korban, tidak mau “meminta maaf” atas yang mereka tuduhkan, tetapi juga tidak mencari rebut dengan mereka
  4. Buat Batasan yang jelas atas hal yang bisa diselesaikan secara professional dan tetap tegas agar perundungan tidak semakin berkembang.
  5. Apabila kondisi semakin tidak kondusif dan ancaman yang ada semakin meningkat, maka jangan pernah ragu untuk mencari bantuan kepada kepolisian untuk mencegah perluasan kekerasan.
  6. Selain itu, carilah bantuan professional kesehatan fisik maupun psikologis jika diperlukan untuk meminimalisir dampak pada diri anda.

Bagaimana kesedihan yang akan dirasakan orang tua korban saat tahu anak kebanggaannya, tumpuan harapannya menjadi korban bullying/perundungan yang mengakibatkan hancurnya masa depan si anak. sangat besar penderitaan yang dirasakan oleh para korban bullying, trauma hingga depresi yang dialaminya berkepanjangan, bahkan tidak sedikit yang sampai bunuh diri. Dampak yang dialami oleh korban bullying menyangkut 4 hal, yaitu

Akademis

Korban bullying/perundungan akan mengalami hal-hal berikut ini pada segi akademisnya, tentu saja sangat memprihatinkan karena berujung pada suatu kondisi yang sangat ditakuti oleh semua siswa pada semua jenjang sekolah, yaitu Drop out (DO). Kondisi negatif  dari segi akademik tersebut antara lain:

  1. Penurunan tingkat kehadiran di sekolah/malas pergi ke sekolah
  2. Berkurangnya minat pada tugas dan kegiatan sekolah lainnya
  3. Sulit berkonsentrasi dalam belajar
  4. Dampak dari ketiga hal di atas adalah terjadi penurunan prestasi akademik di sekolah (nilai-nilai ulangan/nilai raport jeblok)
  5. Akhirnya si korban Drop out dari sekolah atau dari kegiatan-kegiatan lain yang semula disukainya

Sosial

Kehidupan sosial korban bullying pun akan terganggu,  kondisi seperti  di bawah ini akan dialami oleh korban bullying/perundungan.

  1. Tidak percaya diri, pemalu, tidak mampu menyampaikan pendapatnya dan cenderung mengikuti kemauan orang lain
  2. Punya sedikit sekali teman, tak populer, cenderung menarik diri
  3. Kurangnya rasa humor
  4. Sering diejek, ditertawakan
  5. Kadang dipukul, didorong, ditendang, tanpa mampu membela diri
  6. Bahasa tubuhnya lemah, misalnya: tak ada kontak mata, kepala menunduk, dan badan membungkuk

Fisik

Umumnya yang paling terlihat pada korban bullying/perundungan adalah dari segi fisiknya. Walaupun mungkin secara kasat mata luka-luka fisik sudak sembuh, tetapi dampak yang dialami setelahnya sangat lama dan panjang. Luka fisik sangat membekas pada psikis (mental)  korban. Di antara hal yang dialami korban bullying adalah:

  1. Sakit berkelanjutan
  2. Keluhan pusing, sakit perut (mulas)
  3. Gagap
  4. Sulit tidur
  5. Lemah
  6. Mual
  7. Luka-luka pada tubuh korban
  8. Tampak lemah tak berdaya

Emosi

Pada korban bullying/perundungan adalah emosi yang tidak dapat terkontrol adanya ketakutan dalam aktivitas sehari-hari. Secara kasat mata memang tidak terlihat tapi akan sangat lama dalam penyembuhannya. Bullying/perundungan yang dialami akan membuatnya mejadi agresif (penuh kemarahan).

  1. Suasana hati yang berubah-ubah
  2. Sensitif, was-was, takut, cemas, gelisah, tak aman, minta didampingi ke tempat tempat tertentu di mana dia telah mengalami perundungan sebelumnya
  3. Murung, sedih, mudah menangis
  4. Menyalahkan diri sendiri
  5. Depresi

Sekarang, apa yang akan kita lakukan setelah tahu betapa besarnya penderitaan yang harus ditanggung korban bullying. Mari kita berjanji pada diri kita masing-masing untuk tidak menjadi pelaku bullying. Mari kita bergandeng tangan  untuk saling support, saling bantu, saling memotivasi dengan teman-teman di sekolah, teman bermain, atau saudara-saudara di rumah. Tebarkan rasa saling menyayangi , saling menghormati. Mari kita ikrarkan bersama-sama, STOP BULLYING!!

Artikel

https://smkprismadepok.sch.id/artikel/stop-bullying-di-sekolah

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/stop-bullying/

https://mtsn1kotatangsel.sch.id/jurnal/stop-bullying/

https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/fenomena-bullying-di-kalangan-pelajar-tamparan-keras-para-pengajar

Buku

Triyono, 2022, Materi Layanan Bimbingan Klasikal Bimbingan dan Konseling Bimbingan Pribad-Soisla-Belajar-Karir SMA-MA-SMK, Yogyakarta: Pramitra Publishing