Pendidikan Inklusif dengan Pendekatan Universal Design for Learning (UDL)
March 9, 2025 2025-03-09 6:27Pendidikan Inklusif dengan Pendekatan Universal Design for Learning (UDL)
Pendidikan inklusif menurut David Smith adalah model pendidikan yang menekankan pada penilaian dari sudut pandang kepemilikan anugrah yang sama dari setiap peserta didik, artinya setiap peserta didik mempunyai hak dan kesempatan yang sama dan seimbang dalam mengakses pendidikan. Inklusif dilihat sebagai deskripsi yang lebih positif dalam usaha menyatukan anak-anak yang memiliki hambatan dengan cara yang realistis dan inklusif dapat juga berarti penerimaan anak-anak yang memiliki hambatan ke dalam kurikulum, lingkungan dan interaksi sosial (David Smith, 2009: 397-400).
Kemudian pendidikan inklusif diartikan sebagai suatu sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar disekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama-sama teman seusianya. Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif adalah sekolah yang menampung semua murid di sekolah yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak dan menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar anak-anak berhasil (Depdiknas, 2005).
Selanjutnya Daniel P. Hallahan mengemukakan pengertian pendidikan inklusif sebagai pendidikan yang menempatkan semua peserta didik berkebutuhan khusus dalam sekolah reguler sepanjang hari. Dalam pendidikan seperti ini, guru memiliki tanggung jawab penuh terhadap peserta didik berkebutuhan khusus tersebut (Pearson Education, 2009:53).
Berbagai macam alternatif dalam menerapkan pendidikan inklusif disekolah salah satunya dengan menggunakan pendekatan Universal Design for Learning (UDL). Universal Design for Learning (UDL) berasal dari konsep “Universal Design” bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang dapat diakses oleh semua orang tanpa melakukan adaptasi khusus. UDL adalah kerangka kerja yang dirancang untuk meningkatkan aksesibilitas dan partisipasi semua siswa dalam proses pembelajaran (Hall, Cohen, Vue, & Ganley, 2015). Penerapan konsep Universal Design for Learning dalam konteks pendidikan adalah untuk memastikan bahwa semua siswa dapat mengakses dan beradaptasi dalam pembelajaran tanpa hambatan. Penerapan UDL dalam mengembangkan kurikulum inklusif tidak hanya memberikan manfaat bagi siswa berkebutuhan khusus, tetapi juga bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Rancangan kurikulum dengan strategi pembelajaran yang fleksibel dan dapat diakses oleh semua siswa dan guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan efektif.
Universal Design for Learning dalam Pembelajaran adalah “kerangka kurikulum yang fleksibel dan mendukung semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki ketidakmampuan belajar, sehingga tujuan, penilaian, metode, dan materi pendidikan dapat diakses oleh semua orang (Hall, Cohen, Vue & Ganley, 2015). Berikut ini kami jelaskan beberapa prinsip dalam Universal Design for Learning untuk Pembelajaran (UDL) adalah kerangka kerja yang didasarkan pada tiga prinsip (Bracken & Novak, 2019) sebagai berikut:
- Prinsip Keterlibatan
Menyediakan berbagai sarana keterlibatan: Pengaruh adalah elemen kunci pembelajaran, dan cara pelajar terlibat dan termotivasi untuk belajar sangat bervariasi dari satu pelajar ke pelajar lainnya. Membangun keterlibatan memerlukan pilihan untuk menumbuhkan perhatian dan keterlibatan semua peserta didik dan untuk mengatasi variasi unik dalam minat, upaya, ketekunan, dan strategi pengaturan mandiri. - Prinsip Representasi
Memberikan banyak kesempatan untuk berekspresi (representasi): Pedoman ekspresi mengingatkan kita untuk menyediakan berbagai format dalam pengajaran untuk memungkinkan jaringan kognitif bagi semua siswa. Misalnya, secara historis, membaca dan ceramah merupakan metode pengajaran yang populer, namun pendekatan tersebut secara tidak langsung mengandung banyak kendala bagi banyak siswa. - Prinsip Tindakan dan Ekspresi
Untuk melibatkan siswa dan menyajikan konten dengan cara yang mudah diakses, penting untuk menyediakan berbagai peluang untuk bertindak dan berekspresi. Namun, untuk menentukan apakah siswa telah mempelajari kontennya, instruktur harus mempunyai kesempatan untuk menunjukkan bukti pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran. Dengan menyediakan berbagai sumber daya dan representasi kepada siswa, kami memungkinkan siswa untuk mengintegrasikan keterampilan penting generasi berikutnya dan penilaian yang autentik ke dalam proses pembelajaran mereka. (Sumber: https://puid.unesa.ac.id/post/implementasi-universal-design-for-learning-dalam-mengembangkan-kurikulum-inklusif) -GNP 9 Maret 2025