News and Blog

<strong>Nikmatnya Menjadi Guru yang Kreatif</strong>

Sekolah Musik Perguruan Cikini
Artikel

Nikmatnya Menjadi Guru yang Kreatif

Guru adalah pendidik dan pengajar yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang Pendidikan formal minimal berstatus sarjana, Seorang guru harus mempunyai tiga prinsip dasar kepemimpinan dalam pendidikan yang dikenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara, yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Makna dari semboyan tersebut adalah bahwa seorang guru harus mampu membimbing serta memberikan contoh pada peserta didiknya, baik dari sikap, dan perbuatannya. Apalagi dengan sistem pendidikan di negara kita yaitu kurikulum 2013 untuk peserta didik di kelas XI dan XII seorang guru dituntut mampu membentuk karakter peserta didiknya mempunyai sikap bertanggung jawab, toleransi, jujur, disiplin, menghargai, dan gotong royong. Sedangkan untuk peserta didik di kelas X yang berada pada fase E yang menggunakan kurikulum merdeka, guru dituntut mampu membentuk karakteristik profil pelajar pancasila yang diharapkan akan terbangun seiring dengan perkembangan dan kemampuan setiap individu dalam diri peserta didiknya, yaitu beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, dan berkebhinekaan global. Guru memiliki hak dan peran penting untuk memberikan semangat atau ide-ide kepada peserta didiknya supaya memiliki motivasi dan giat dalam belajar sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi terasa nyaman dan menyenangkan. Guru juga memiliki hak untuk memberikan arahan dan didikan dengan benar kepada peserta didiknya saat kegiatan belajar mengajar di kelas, karena seorang guru berperan penting dalam menentukan masa depan peserta didiknya.

Seorang guru juga harus kreatif, karena guru yang kreatif adalah guru yang mampu menciptakan kegiatan dalam proses belajar mengajar menjadi menyenangkan dengan berbagai cara supaya peserta didik menjadi tertarik. Guru yang kreatif adalah guru yang mampu mengikuti perkembangan zaman, oleh karena itu guru harus melakukan adaptasi sesuai dengan konteks dan krakteristik peserta didik. Begitupun dengan pembelajarannya guru harus mengetahui kebutuhan peserta didik, kompetensi apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara mewujudkannya. Metode mengajar guru yang kreatif tidak hanya memberikan ceramah di kelas, tetapi dengan menyajikan permasalahn konstektual melalui power point, dari tampilan power point tersebut guru memberikan pertanyaan terbuka di kelas kemudian diperdebatkan oleh peserta didik secara bersama-sama sehingga terjadinya umpan balik antara sesama siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator, sehingga suasana kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi lebih hidup dan aktif dikarenakan perasaan ingin tahu peserta didik mengenai materi yang akan di bahas oleh guru.

Guru yang kreatif menggunakan model pembelajaran yang tepat, karena merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran yang sesuai demi tercapainya pembelajaran yang diharapkan. Jenis-jenis model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran, yaitu:

1. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning).

    Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran peserta didik pada masalah autentik sehingga peserta didik dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan peserta didik dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri (Arends dalam abbas, 2000 : 13). Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu peserta didik mencapai keterampilan mengarahkan diri.

2. Model pembelajaran berbasis proyek (Project based learning).

     Proyek adalah tugas yang kompleks, berdasarkan tema yang menantang yang melibatkan peserta didik dalam mendesain, memcahkan masalah, mengambil keputusan, atau kegiatan investigasi. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan dalam menghasilkan produk (Thomas, Mergendoller, and Michaelson, 1999).

3. Model pembelajarn inkuiri

     Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan (Gulo, 2004 :84). Selanjutnya menurut pendapat Sumantri (1999:164) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah cara penyajian pembelajaran yang member kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu bentuk pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered approach).

4. Model pembelajaran berbasis masalah (Discovery Learning).

     Pengertian model discovery learning merujuk pada Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 adalah pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk mengembangkan instrument penilaian proyek berbasis model discovery learning yang layak digunakan sebagai salah satu inovasi pengembangan penilaian proyek secara lebih operasional. Discovery learning adalah pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk meyelidiki sendiri, menemukan, membangun pengalaman, dan pengetahuan masa lalu menggunakan intuisi, imajinasi, kreativitas, dan mencari informasi baru untuk menemukan fakta, korelasi, dan kebenaran baru.             

Itulah nikmatnya menjadi seorang guru yang kreatif bisa memberikan semangat, motivasi, ide-ide, dan membentuk karakter/karakteristik untuk peserta didiknya.

Ditulis oleh: Intan Lailani, S.Si – SMK Musik Perguruan “Cikini”

Leave your thought here

Your email address will not be published. Required fields are marked *